Sabtu, 31 Oktober 2009

SIAPAKAH AKU.....??

"Siapakah aku ini Tuhan? Jadi biji mata-Mu, Dengan apakah kubalas Tuhan? 
S'lain puji dan sembah Kau?..."


Sepotong lirik lagu di atas sangat familiar kita dengar. Tapi apakah kita mengerti arti syair tersebut? Kebanyakan orang hanya berpikir dan mengerti bahwa mereka hanya manusia biasa yang Tuhan ciptakan. Pikiran tersebut sebenarnya tidaklah salah karena kita memang ciptaan-Nya, namun yang lebih benar adalah kita manusia ciptaan Tuhan yang paling unik dan paling mulia, kenapa tidak? Tuhan menjadikan kita seturut dengan gambar dan rupa-Nya (Kejadian 2:27).
Tuhan menciptakan manusia dari debu dan tanah lalu menghembuskan nafas hidup-Nya agar manusia itu hidup. Tidak hanya menciptakan bahkan Tuhan juga memelihara hidup kita seperti biji mata-Nya. Biji mata adalah anggota tubuh yang paling di jaga dengan baik. Ungkapan seperti biji mata-Nya berarti bahwa Tuhan menjaga kita dengan begitu baik dan hati-hati. Tidak sekalipun Dia meninggalkan kita.
Adapun manusia yang hidup mempunyai tujuan dalam hidupnya. Sama halnya dengan Tuhan, Ia mempunyai tujuan menciptakan manusia, yaitu untuk memuliakan nama Tuhan seperti yang Paulus katakan dalam kitab Roma 11:36, "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"
Pada saat ini mari kita renungkan, betapa Tuhan sudah menciptakan kita berharga di mata-Nya, apakah kita sendiri menghargai diri kita atau selalu merasa diri rendah dan tidak menghargai? Dan sudahkah hidup kita memuliakan Tuhan?

Jumat, 30 Oktober 2009

MENGATASI AMARAH DENGAN CARA YANG BENAR

Kalau Anda bertanya kepada rata-rata orang, "Apakah yang Anda cita-citakan bagi dunia?" mungkin ia akan menjawab, "Damai". Seseungguhnya, banyak orang menginginkan damai bukan saja bagi dunia pada umumnya, melainkan juga bagi kehidupan pribadi mereka masing-masing. Damai merupakan salah satu kerinduan manusia yang terdalam. Itulah keinginan semua orang. Itulah kata yang diucapkan setiap politikus dan pemimpin dunia. Damai itulah yang pada akhirnya diinginkan oleh setiap hati.

Tetapi damai bukanlah kondisi hidup sebagian besar penduduk dunia - baik secara pribadi maupun secara bersama-sama.
Kita hidup di dunia yang penuh dengan kemarahan dengan bermacam-macam ekspresinya, mulai dari penembekan dari mobil yang melaju, hingga amukan di jalan ....... mulai dari kekerasan di sekolah hingga penjara yang penuh sesak ........ mulai dari geng-geng remaja hingga segala bentuk pelecehan ....... kita melihat bukti setiap hari dari kemarahan di sekeliling kita.
Apakah Alkitab mengajarkan sesuatu tentang amarah dan cara yang benar untuk menanganinya agar kita mempunyai damai? Tentu!

Kamis, 29 Oktober 2009

APA YANG TERJADI BILA SAYA BERBUAT DOSA..?

Devinisi theologi tentang dosa adalah kurang menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan. Kebanyakan ahli theologi membedakan antara dua macam dosa. Yang satu karena dosa kelalaian - hal-hal yang tidak jadi kita lakukan. Yang lain adalah dosa karena perbuatan - hal-hal yang salah yang kita lakukan.
Pada waktu kata dosa (hamartia) dipakai di dalam Perjanjian Baru, itu berarti "tidak mencapai sasaran". Sasaran yang tidak tercapai itu adalah Allah. Dosa kita mungkin melibatkan orang lain, tetapi dosa yang sesungguhnya yang kita perbuat adalah terhadap Allah. Daud menyadari hal ini ketika ia berkata, "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa" (Mazmur 51:6). Di satu segi hal ini tidak benar. Ia berdosa terhadap Batsyeba dan Uria, ia berdosa terhadap bangsanya, ia berdosa terhadap dirinya. Namun, ia menyadari bahwa pada hakikatnya dosa yang dilakukannya adalah terhadap Allah.
Pada waktu saya berbuat dosa, persekutuan saya dengan Bapa sorgawi putus. Ada perbedaan antara persekutuan yang putus dengan hubungan yang putus. Jika saya menyakiti hati istri saya maka saya memutuskan persekutuan, tetapi saya tidak memutuskan hubungan perkawinan. Mungkin kami tidak berbicara selama sehari, tetapi kami masih merupakan pasangan yang telah menikah. Demikian juga dosa mempengaruhi persekutuan saya dengan Allah, tetapi bukan hubungan saya dengan Dia.


Ketika kita berbuat dosa, kita hanya mempunyai dua pilihan. Kita dapat menutupinya, atau kita dapat mengakuinya. Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa, kita membuat Allah menjadi pendusta (1 Yohanes 1:10). Untuk mengakui dosa kita perlu melakukan tiga langkah ini: Pengakuan, mengakui kita telah berbuat dosa; Kehancuran hati, setuju dengan pandangan Allah mengenai dosa kita; dan Perubahan, berbalik dari dosa kita melalui pertobatan. Sesungguhnya, kita belum mengakui dosa kita sampai kita berhenti berbuat dosa itu. Jika kita terus melakukan dosa kita, kita hanya bermain-main saja. Kita harus mengubah pola kebiasaan lama kita.
Bagaimana kita dibebaskan dari akibat dosa? Paulus berkata dalam Roma 7:19, "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat." Akan tetapi, Yesus berkata, "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka" (Yohanes 8:36). Kelepasan dari dosa diakibatkan oleh: berjalan dalam terang (mengetahui apa yang dikehendaki Tuhan dari saya) dan menaati perintah Tuhan. Jika kita ingin kelepasan dari dosa, kita harus menjawab pertanyaan, Berapa besar keinginan saya untuk menanggapi Firman Allah? Jikalau kita ingin menanggapinya, maka itulah yang akan terjadi. Kita bebas untuk memilih, tetapi kita tidak bebas untuk melarikan diri dari akibat-akibat pilihan kita. Orang yang berada di tingkat 10 sebuah gedung bebas untuk melompat dari sebuah jendela, tetapi setelah ia melompat dari jendela itu ia harus tunduk kepada hukum yang akan menghancurkan tubuhnya di aspal yang di bawah itu.
Kehidupan Kristen merupakan soal membuat pilihan dan keputusan yang benar. Bagaimana pun juga, kita harus ingat bahwa meskipun kita yang memilih, kuasa untuk melaksanakan itu datang dari Allah. Kita memilih untuk melakukan sesuatu, tetapi kemudian Tuhanlah yang melakukannya melalui kita. Jika tidak demikian, tak seorang pun dari kita yang bisa menjadi orang Kristen.
Kita semua terikat kepada dosa, sebab kita semua adalah orang berdosa. Pertanyaannya bukan, Kapan kita akan berhenti berbuat dosa? tetapi, Apa yang bisa kita pelajari dari kegagalan kita? Ketika kita menyadari bahwa kita tidak mampu mengalahkan dosa - hanya Tuhan yang mampu - maka kita telah menemukan hakikat kehidupan Kristen.

Kehidupan Kristen tidak sulit; melainkan tidak mungkin. Kehidupan itu bersifat adikodrati. Jika saya mencoba, saya gagal; tetapi jika saya percaya, Allah berhasil.

Rabu, 28 Oktober 2009

PELAYANAN DI JAWA TENGAH, 26 - 29 OKTOBER 2009


Keterangan Gambar: Pdt. Tommy Lantang
1. Pelayanan di Purwonegoro (baju merah)
2. Menyerahkan sumbangan dari donatur kepada Pdt. Timotius Suwardi, STh di GPSDI Banjarnegara (baju batik)

SIAPAKAH MANUSIA ITU...?

Pandangan iman Kristen tentang manusia sangat berbeda dengan pandangan umum tentang manusia. Sebelum kita melihat Pandangan iman Kristen tentang manusia, kita akan melihat pandangan umum tentang manusia. Ada 3 pandangan non Kristen tentang manusia:
 1. ANTROPOLOGI IDEALISTIK yang beranggapan bahwa manusia pada dasarnya adalah roh dan tubuh fisiknya merupakan hal yang asing bagi natur sejatinya. Pandangan ini kita temukan dalam filsafat Yunani kuno di mana tokohnya bernama Plato berkata "Apa yang nyata dari manusia adalah intelektualnya atau rasionya yang merupakan percikan illahi di dalam diri seseorang yang akan terus bereksistensi bahkan setelah tubuhnya mati. Sedangkan tubuh fisik manusia adalah sesuatu yang rendah bahkan tubuh ini merupakan penghambat bagi roh, bahkan seseorang akan lebih baik jika tidak memiliki tubuh. Orang-orang ini mengajarkan kekekalan jiwa tetapi menyangkal kebangkitan tubuh.
2. ANTROPOLOGI MATERIALISTIK, manusia terdiri dari unsur-unsur materi, sedangkan kehidupan mental, emosional dan rohnya hanya merupakan produk sampingan dari struktur materialnya. Pandangan ini kita temukan dalam Marxisme. Kaum Marxis mengatakan bahwa manusia hanya sebuah produk alam dan tidak diciptakan menurut gambar Allah - bahkan mereka pun menolak keberadaan Tuhan sebagai Sang Pencipta segala sesuatu. Manusia tidak bisa dituntut pertanggung jawabannya sebagai pribadi, dan kejahatan itu muncul bukan dari pribadi manusia itu sendiri, tetapi dari struktur masyarakat. Di dalam pandangan ini, kita menemukan penolakan terhadap dosa keturunan.
3. PANDANGAN SKOLASTIK. Pandangan yang mencoba menggabungkan antara antropologi Kristen dengan filsafat Aristotelian sehingga perpaduan ini menghasilkan suatu pemikiran yang tanpa kita sadari masih mempengaruhi kita misalnya, ada anggapan umum diantara orang-orang Kristen bahwa "dosa-dosa daging" (seperti perzinahan) jauh lebih serius dari pada "dosa-dosa roh" (seperti kesombongan, kecemburuan, keterpusatan pada diri sendiri, rasisme dan lain sebagainya). Anggapan ini muncul dari pandangan bahwa akar utama kejahatan terletak pada daging. Padahal iman Kristen tidak membedakan kedua macam dosa tersebut. Namun, konsep inilah yang secara implisit terdapat dalam antropologi Skolastik.....

Hidup Yang Selalu BERKEMENANGAN

1. Rubah habitat pergaulan Anda. Karena pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Selama kita tidak keluar dari lingkungan tersebut (pergaulan yang buruk) kita tidak akan pernah dapat hidup benar. Cari teman-teman yang dapat membangun kerohanian anda dan bergaullah dengan mereka. Untuk hidup berkemenangan ada harga yang harus dibayar, harganya terkadang ialah harus berani melepaskan/meninggalkan teman-teman yang merusak iman kita.
2. Temukan pembina Rohani. Pembina Rohani adalah tempat untuk kita curhat, konsultasi dan berbagi/sharing. Setiap kita butuh pembina rohani yang akan mendoakan, menguatkan dan membimbing kerohanian kita agar dapat bertumbuh.
3. Berjaga-jagalah dan berdoalah, dari tipu muslihat Iblis dan dari tubuh dosa/manusia daging kita. Saudara harus sadar bahwa selama kita hidup di dunia ini iblis akan terus berusaha menyesatkan kita, dan selama kita hidup di dunia ini kita masih mengenakan tubuh dosa yang kapanpun dimanapun bisa saja kita turuti keinginannya untuk berbuat dosa lagi.. Yesus mati dikayu salib tidak menyelamatkan tubuh dosa tetapi melenyapkan kuasanya sehingga dosa tidak berkuasa atas kita dan kita pun dapat hidup dalam kebenaran. Karena itu beri waktu dan tekunlah berdoa setiap pagi, saat anda akan memulai kehidupan hari ini, berdoalah! Lakukan dengan hati yang tulus, terbuka dan berserah kepada Tuhan sebab Tuhan senang mendengar doa anda.
4. Cari mitra doa. Cari beberapa teman yang dapat dipercaya, dapat berbagi agar saudara dapat belajar untuk saling mendoakan.
5. Baca Firman Allah/Alkitab. Rajinlah membaca Alkitab. Lakukan ini setiap hari sepanjang umur saudara. Sebab Alkitab adalah Firman Allah dan makanan rohani (iman) kita sehari-hari. Bacalah seluruh kitab suci sampai habis. Janganlah jemu-jemu untuk membacanya berulang kali! Berdoalah sebelum membacanya. Renungkan, hafalkan dan lakukan dengan iman.
6. Pengakuan Iman. Percaya kepada firman, taruh dalam hatimu dan mulai perkatakan sebagai pengakuan imanmu. Pengakuan Iman haruslah berdasarkan Firman Allah.
7. Belajar Melayani. Jika ada kesempatan untuk melayani orang lain lakukanlah. Melayani bukan hanya di gereja sebagai song leader, singer, pemusik, penerima tamu dan sebagainya. Tetapi ketika ada kesempatan untuk bersaksi itupun melayani, ketika teman sakit anda mengunjunginya/besuk itupun melayani. Memberi perhatian kepada keluarga itupun melayani. Jadi "melayani" adalah memberi waktu/tenaga/perhatian/doa/materi/dsb, untuk orang lain.