Minggu, 07 Februari 2010

APA YANG ENGKAU PIKIRKAN

Pertanyaan ini sering muncul disaat kita memulai pekerjaan dalam "FB". Apa yang kita ucapkan dapat memberkati orang lain, tetapi juga bisa melukai hati orang lain. Oleh karena itu...apa yang kita ucapkan menentukan apa yang kita jalani.

Selamat Beraktifitas dan menikmati hari Tuhan ini dengan sukacita. Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 05 Februari 2010

KENAPA HATIMU PANAS

Beberapa waktu yang lalu, ternyata ada yang tidak nyaman dengan pernyataan saya tentang "Merintis Pekerjaan Tuhan di Korea Selatan 2002". Kenapa...???

Padahal dalam pernyataan itu tidak disebutkan dari gereja mana, tetapi salah satu organisasi gereja besar di Indonesia melayangkan surat kritikan yang bagi saya terlalu berlebihan. Waktu itu di Korea saya menggunakan nama "Indonesian Fellowship Church", tapi kenapa gereja itu "sewot" ya..??

Jangan "Ge..Er" dulu....dengan lain kata "Jagalah Hatimu"...

Rabu, 03 Februari 2010

MENGANDALKAN MANUSIA

Pada suatu siang, seorang Hamba Tuhan datang berkunjung ke gedung yang sedang kami renovasi. Beliau adalah seorang Hamba Tuhan senior yang kami sangat hormati. Pada saat meninggalkan tempat tersebut, beliau berkata bahwa Tuhan berpesan supaya kami tidak bergantung pada manusia. Jika kami bergantung kepada manusia kami akan kesulitan dalam membayar angsuran kami bahkan kami akan mengalami kesulitan dalam renovasi gedung tersebut. Sebaliknya jika kami berharap kepada Tuhan, anugerahNya akan turun. Saya menerima pesan tersebut dengan sungguh-sungguh. Dan bukankah hal tersebut merupakan kebenaran yang kita semua ketahui. Namun ternyata pada kenyataannya tidak sesederhana itu.

Hanya dalam waktu kurang dari tiga minggu setelah kami menerima pesan Tuhan tersebut, saya pergi ke Jakarta untuk melayani retreat sebuah gereja. Firman Tuhan yang saya sampaikan begitu diurapi sehingga menjamah hati banyak saudara. Pada waktu istirahat, tiba-tiba seseorang datang kepada saya. Bapak ini memperkenalkan dirinya. Lalu kami terlibat dalam pembicaraan yang hangat. Dia menyatakan bagaimana Firman yang saya sampaikan sangat memberkatinya. Sekaligus beliau bertutur tentang keadaan rumah tangganya yang jauh dari keharmonisan. Tanpa terasa kami menjadi akrab dan dekat.

Satu bulan kemudian ketika saya ada di Jakarta kembali, beliau mengundang saya untuk makan siang di kantornya. Pada saat itulah saya mengerti bahwa bapak tersebut pimpinan perusahaan besar. Ditengah tengah kami menikmati makan siang kami, tiba-tiba beliau bertanya: "Pak, apakah bapak memiliki program pelayanan yang membutuhkan dana? Mungkin saya bisa membantu". Saya tidak meminta. Bapak tersebut yang menawarkan diri. Segera saya menanggapinya dengan menceritakan kebutuhan dana untuk gereja kami. Dan bapak tersebut menanggapi dengan baik dan berjanji akan membantu kami. Disini saya melakukan kesalahan besar. Tanpa terlalu saya sadari hati saya telah condong kepadanya. Saya mulai menghitung dia sebagai salah satu sumber pertolongan. Saya mulai berharap kepada manusia. Dari penantian yang begitu lama, praktis apa yang kami harapkan tidak pernah datang. Dan pada saat itulah tanpa kami sadari kami hidup di dalam kutuk (Yeremia 17:5-6).

Puncak dari semuanya agaknya belum terjadi. Ditengah kondisi semacam itu, lebih dari seratus saudara, didorong panggilan dalam hati mereka akhirnya merintis pelayanan baru. Secara keuangan tentu hal ini makin menekan. Namun apa yang manusia pikirkan ternyata berbeda dengan yang Tuhan pikirkan.