Rabu, 30 Desember 2009

SEX IS NOT PROBLEM

Beberapa orang memilki pemikiran yang salah bahwa Allah adalah anti seks. Tetapi kenyataannya Ia jelas-jelas pro seks! Allah menciptakannya. Seks yang indah adalah ide dari Allah. Ia tidak malu karenanya. Kidung Agung adalah keseluruhan kitab dalam Alkitab yang didedikasikan untuk merayakan seks yang murni dalam pernikahan.
Bagian dari tantangan yang orang-orang Kristen hadapi dalam dunia yang dipenuhi hawa nafsu ini adalah mengingat bahwa baik seks maupun seksualitas bukanlah musuh kita. Seks bukanlah masalahnya--hawa nafsulah masalahnya. Inilah musuhnya yang telah membajak seksualitas. Kita harus mengingat bahwa tujuan kita adalah untuk menyelamatkan seksualitas kita dari hawa nafsu, sehingga kita dapat mengalaminya sesuai dengan yang Allah maksudkan.

"Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus." (Efesus 5:3). Menyimak ayat ini, timbul pertanyaan besar, mengapa standar Allah begitu tinggi? Bagaimana Allah dapat menuntut tidak ada sedikitpun hawa nafsu selagi Ia mengetahui bahwa Ia menciptakan kita dengan dorongan-dorongan seks yang kuat?

Salah satu alasan mengapa Allah memanggil kita untuk membersihkan diri kita dari hawa nafsu sepenuhnya adalah karena Ia tahu bahwa hawa nafsu tidak akan pernah terpuaskan. Hawa nafsu akan selalu bertumbuh, dan akhirnya merampas kemampuan manusia dalam menikmati kenikmatan yang benar dan kudus.

Dan inilah ide radikal yng ditawarkan: Allah ingin kita merangkul seksualitas kita. Dan memerangi hawa nafsu adalah bagian dari bagaimana kita melakukan itu. Untuk merangkul seksualitas kita secara benar, kita harus membawanya di bawah kekuasaan dari Ia yang menciptakannya. Ketika kita melakukannya demikian, kita tidak berperang melawan seksualitas kita; kita justru memperjuangkannya. Kita menyelamatkan seksualitas dari kehancuran yang ditimbulkan oleh hawa nafsu.

Ketika kita merangkul seksualitas kita dan mengklaimnya untuk kekudusan, kita menjadi sejalan dengan maksud Allah menciptakan kita. Ia membuat kita untuk hidup kudus. Dalam kekudusan kita menemukan yang terbaik dan ekspresi yang sangat memuaskan akan seksualitas kita. Dan di dalam kekudusan, kita mengalami kebenaran akan apa yang Allah ciptakan.

Dengan memahami rencana Allah secara benar, akan menolong kita melihat di mana keinginan-keinginan hawa nafsu kita yang akan mensabotase tujuan utama yang ada. Buku ini akan sangat membantu, baik pria maupun wanita yang sedang bergelut dengan hawa nafsunya yang membara. Semoga.

Minggu, 13 Desember 2009

MEMAKNAI KEHIDUPAN

Bagaimana kehidupan Anda hari-hari ini? Apakah sibuk mengejar mimpi-mimpi Anda? Mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih menantang? Mengupayakan promosi dalam jenjang karir?

Ada satu hal yang seringkali diabaikan saat kita tenggelam dalam kesibukan sehari-hari yaitu kita sering lupa untuk memaknai kehidupan. Memaknai disini artinya memberikan makna kepada apa yang kita lakukan sehari-hari untuk segala hal dari yang yang kecil sampai yang besar. Perkembangan tehnologi memungkinkan kita melihat benda-benda disekitar bukan hanya dengan dua dimensi tapi sudah tiga dimensi bahkan lebih. Dengan cara pandang yang sama, kita berusaha melihat lebih jauh dari apa yang tampak.

Jika kita gagal untuk menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang kita lakukan, maka kita juga cenderung gagal untuk memprioritaskan hal-hal yang dapat memberi makna yang berkualitas dalam kehidupan kita. Hari-hari kita kemudian diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sia-sia jika ditinjau dalam jangka panjang. Belum lagi jika kita meniliknya dari sudut pandang kekekalan.

Janganlah menjadi orang bodoh, itulah inti dalam renungan kita hari ini. Adalah sia-sia untuk mendapatkan segala yang kita inginkan, jika kemudian kita akan kehilangan atau jika pada akhirnya semuanya itu akan menjadi sia-sia.

Hari ini buatlah rencana untuk menyisikan waktu secara berkala untuk melakukan retreat pribadi, merenungkan arti dan makna dari kehidupan kita dan apa yang kita kerjakan. Setelah itu buatlah keputusan dan rencana yang baik agar hidup kita sungguh-sungguh berarti.

Jumat, 11 Desember 2009

Bagaimana Sikap ANDA dalam Kesulitan?

Kita semua menghadapi tantangan, kesulitan, dan saat-saat ketika keadaan tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Allah tidak mengirimkan badai tersebut, tetapi Ia akan membiarkan kita untuk melaluinya untuk membentuk karakter kita dan membuktikan iman kita. Sungguh, pada masa kesulitan kita itulah kita bertumbuh dan dibangun.

Allah ingin menggunakan masa-masa sulit dalam hidup kita untuk melakukan suatu pekerjaan dalam diri kita. Dia ingin memperkuat dan membangun kita. Sikap kita dalam masa kesulitan adalah bukti dari kedewasaan kita. Apakah kita akan memperlakukan orang dengan benar bahkan ketika kita sedang diperlakukan tidak baik? Apakah kita akan tetap penuh kegembiraan bahkan ketika jauh dari lubuk hati kita sedang hancur? Apakah kita akan setia bahkan dalam musim kering kehidupan kita ketika kita tidak melihat sesuatu yang baik terjadi?

Mungkin diperlukan lebih banyak usaha. Anda mungkin harus bekerja lebih keras untuk menjaga sikap yang baik, tapi ingat, sikap adalah kunci untuk kenaikkan tingkat Anda. Ketika Anda menjaga sikap dan harapan iman yang positif, bahkan disaat-saat kesulitan, Allah akan mengantar dan membawa Anda ke takdir yang Dia telah siapkan untuk Anda..!!

Selasa, 01 Desember 2009

JANGAN BERHENTI MELAYANI KARENA MUSIBAH

Setelah Uza mati karena memegang Tabut Tuhan yang tergelincir, Daud merasa sangat ketakutan. Suatu perasaan wajar karena ia berpikir jangan-jangan ia sendiri juga akan mati seperti Uza. Maka ia memutuskan untuk berhenti melayani Tuhan. Ia cuti untuk sementara waktu. Tapi itu bahasa halusnya. Bahasa kasarnya dia ngambek dengan TUHAN. Ia tidak mau peduli lagi dengan apapun mengenai pemindahan Tabut TUHAN.

Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu.

Betapa banyak orang Kristen seringkali merajuk dan ngambek dengan tidak lagi mau melayani karena persoalan atau musibah datang. Mereka mundur dan apatis. Tidak lagi mau memikirkan pelayanan Tuhan apalagi mengambil bagian dalam pelayanan. Mereka minta cuti dan kalau bisa cuti panjang. Katanya istirahat dulu, tapi dalam hati tidak akan lagi melayani. Untung saja Tuhan baik dan tidak membiarkan jantung mereka cuti juga berdenyut. Sungguh Tuhan maha pengasih dan sangat penyayang sehingga DIA membiarkan umatNya yang mengalami persoalan itu bisa duduk dan berbaring sambil merenungkan masalah yang dialami dan mengambil hikmah dari sana.



Tuhan membiarkan Daud selama tiga bulan lamanya dalam keadaan terombang ambing dan perasaan yang campur aduk. Sampai kemudian Daud melihat bahwa kemarahannya, kesedihannya dan semua perasaannya itu tidak berpengaruh terhadap berkat yang Tuhan berikan bagi mereka yang melayani DIA. Meski Daud cuti tapi Tuhan tidak pernah cuti untuk membalaskan semua perbuatan baik umatNYA. Dia memberkati keluarga Obed Edom yang menerima dan memelihara tabut Tuhan itu di dalam rumahnya.

Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.

Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.

Semua perasaan Daud yang tadinya campur aduk dengan kesedihan hati bahkan marah kepada Tuhan berubah. Ia berpikir bahwa ia tidak harus terus-terusan dalam kondisi itu. Ia mesti bangkit dan melakukan lagi apa yang tadinya ia lakukan. Jika ia mau berkat Tuhan datang kepadanya maka ia harus bangkit, melupakan apa yang dibelakang dan berlari-lari pada hadiah yang Tuhan sudah sediakan. Daud bisa menangani musibah dengan benar bagaimana dengan anda?